
“ Anda punya hak untuk kaya !”, “…..Anda punya hak untuk punya hidup bebas uang dan waktu !”,…”Anda punya hak untuk menentukan nasib sendiri !”, mm….apa iya siih? Haloo…., apa anda yang berkata di atas tadi, benar-benar tahu hidup anda milik siapa ? Milik anda? Kok bisa-bisanya anda bilang begitu..? Benar-benar kalimat tersebut membuat saya tidak habis pikir….
Apa pembaca tahu atau pernah mendengar 3 kalimat pertama di atas ? Biasanya terdengar di seminar motivasi. Sangat touchy bagi orang yang mendengarkannya. Dan dampaknya yang sering terjadi dan tanpa diduga-duga sangat besar bagi mereka. Membuat motivasi mereka semakin berlipat-lipat untuk mengejar………….., mereka sebut dengan impian. Membakar diri mereka demi menjadi orang kaya. Menjadi kaya merupakan impian umum bagi semua orang. Termasuk anda bukan ? Tapi apakah hanya sekedar menjadi kaya? Terus kalo orang sudah kaya, supaya kekayaannya tidak terlalu mencolok, maka mereka melakukan sumbangan “kasih” ke panti-panti asuhan. Tanpa mereka sadari, mereka yang tinggal di panti asuhan dijadikan objek sosial belaka oleh belasan atau puluhan orang kaya yang ada di kota ini. Pertanyaannya, apakah diri mereka cukup “sosial” terhadap keluarganya yang ada di rumah ? Apakah itu yang dinamakan sukses..?!?!?
Pernahkah anda merenungkan, sukses atau bisa disebut dengan kemapanan apakah hanya bisa diukur dengan hasil yang diperoleh ? Kalau begitu, bagaimana dengan nasib para wirausahawan? Saya tidak bicara tentang wirausahawan yang bisnisnya berkembang besar. Saya bicara tentang wirausahawan yang sedang merintis dan mereka yang masih bekerja sebagai karyawan perusahaan. Mereka yang sedang merintis dari bawah dengan susah payah, dibangun atas kegagalan demi kegagalan. Dan mereka yang sedang bekerja di perusahaan, apakah mereka tidak punya hak yang sama untuk menikmati sebuah hubungan yang membangun ? Hubungan yang saya maksud di sini adalah hubungan kasih (antar pasangan). Dari cerita teman saya dan saya sendiri, bisa dipastikan para wirausahawan perintis dan karyawan perusahaan mengalami putusnya hubungan kasih disebabkan karena tidak samanya ukuran kesuksesan atau kemapanan yang dipatok oleh pasangannya.
Dalam hal ini, pemikiran tersebuti dilahirkan oleh perempuan. Maaf, bukan apa-apa tapi pada umumnya, perempuan yang berumur 25 tahun ke atas berharap memiliki pasangan yang cukup mapan. Cukup 3 rumah, cukup 2 mobil, cukup uang untuk ke luar negeri….dan belanja, nonton, makan…….kaleee
Trus, dimana letak komitmen yang dulu ?Apa sudah hilang ? Makanya, kalau pilih pasangan hidup, pastikan orang itu bisa handle kamu luar dalam….ya…yang sepadan lah…..Sayangnya, lingkungan sangat berperan besar dalam perubahan karakter seseorang. Tidak aneh, kalau ada orang yang berada dalam lingkungan pekerjaan yang penuh promosi membuat dia ambisius. Dan dalam pemilihan pasangan pun, mendadak standarnya tinggi banget. Bahkan ketika dalam hubungan, jika pasangannya berada dalam proses menuju kemapanan dan prosesnya lambat dan tidak berprospek, maka dengan mudah dia memutuskan hubungan kasih tersebut. Wowww…, tragis.
Akhirnya…., tidak semua orang seperti itu. Beberapa orang…., tidak banyak…. masih memiliki pandangan bahwa kesuksesan adalah suatu proses. Proses yang disesuaikan dengan kapasitas atau potensi yang dimiliki seseorang. Disatukan dengan rencana Tuhan pada orang tersebut. Sukses…, jika apa yang Tuhan inginkan terjadi dalam hidup seseorang terlaksana dengan baik, ….bahkan untuk pasangan.
Sebenarnya apa sih, arti kesuksesan bagi anda ? Sudah sukses kah anda saat ini ? Apakah ada orang yang bilang kepada anda, bahwa anda orang sukses ? Sebenarnya Tuhan bilang apa kepada anda ? Menurut anda, apa arti kesuksesan di mata Tuhan ? Kira-kira apakah Tuhan tahu apa yang ada di dalam benak anda saat ini ?
I Tim 3 : 9-10…….
Let Your Father interrupt your life day by day…………
JLU
Sukses adalah ketika seseorang telah berbuat yang terbaik di hidupnya dengan memanfaatkan segala talentanya.. Seseorang yang ingin sukses pasti punya impian/visi, dan untuk mencapai impian mereka itu mereka punya misi - misi yang harus mereka capai satu demi satu, tapi ada kalanya Tuhan membelokkan misi kita bahkan mungkin juga membelokkan impian kita dan menurutku itu bukan kegagalan tapi sebuah kesuksesan besar karena kita tetap berjalan di dalam rencanaNya yang indah..
ReplyDeleteRencanakan hidup kita dengan pensil, biar Tuhan yang memegang penghapus dan pulpen untuk merevisi segala rencana hidup kita..