Relationship and Love Experiences

Search This Blog

Resensi Film



HOPE SPRINGS

Film ini berkisah tentang pasangan suami istri yang telah memasuki
usia pernikahan cukup lama, ternyata menyimpan masalah yang tanpa mereka duga sebelumnya.  Dimulai dari seorang istri yang mendapati kenyataan bahwa dia tidak dapat menikmati pernikahan yang sesungguhnya. Tanpa kecupan mesra, tidur dalam kamar yang terpisah satu sama lain merupakan fakta yang hanya bisa dia simpan dalam hatinya. Sampai kemudian, ada tawaran pertemuan pembaharuan pernikahan yang dipandu oleh seorang psikolog sekaligus konsultan pernikahan dan sang istri tertarik untuk menghadirinya. Seperti pria pada umumnya, sang suami merasa tidak perlu datang pada pertemuan tersebut dan merasa tidak ada masalah dengan pernikahannya.  Hanya karena cinta, akhirnya suami menemani istri untuk menghadiri pertemuan tersebut. Dan dapat dipastikan konflik diantara mereka akan sering muncul, dari yang konyol sampai serius sekalipun.

Film ini mengajarkan bahwa seiring bertambahnya usia pasangan dan usia pernikahan akan mempengaruhi prilaku pasangan satu sama lain. Ungkapan-ungkapan kasih sayang, ternyata masih menjadi salah satu kunci kemesraan dalam pernikahan usia berapa pun. Merupakan tantangan dari seorang pria dan suami untuk memberikan ungkapan kasih sayang tersebut secara konsisten kepada istri. Karena pada kenyataannya istri tidak akan meminta ungkapan-ungkapan tersebut, tetapi istri hanya meminta untuk dimengerti. Kasih atau cinta mengenal rasa menghargai dan menghormati satu sama lain. Rasa menghargai dan menghormati hanya bisa tercipta jika masing-masing individu mengenal siapa diri mereka di hadapan sesama maupun di hadapan Penciptanya.







Film ini berkisah tentang seorang wanita yang kehilangan jati dirinya akibat dari teladan yang buruk dari orangtua kandungnya. Alur film dilakukan secara flash back dengan tidak terduga, sehingga cukup membuat penikmat film ini bingung. Dimana, alur kehidupan wanita yang dikenal dengan nama Mariana, dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama mengisahkan Mariana yang telah memiliki bisnis dan menghabiskan hidup sehari-harinya hanya  dengan bekerja dan berhubungan seksual dengan para pria. Dan berusaha lari untuk kesekian kalinya dari kenyataan bahwa suami dan anaknya ingin bertemu dengan dia. Bagian kedua mengisahkan Mariana yang berusia remaja, sepeninggal kematian ibunya menjadi sosok pendiam, suka menyakiti dirinya, dan membina kisah asmara dengan laki-laki yang membuat hati Ayah kandung Mariana terluka. Bagian ketiga mengisahkan Mariana yang telah beranjak usia remaja memergoki ibunya berselingkuh dengan pria lain. Dan secara tidak sengaja, Mariana membunuh ibunya sekaligus pria selingkuhan dengan cara membakar di dalam rumah persembunyian mereka berdua.

Berdasarkan ulasan di atas menunjukkan bahwa Mariana adalah sosok wanita yang kehilangan gambar dirinya. Ketika perselingkuhan ibunya terjadi, hal tersebut membuat dirinya tergoncang demikian hebat sehingga mampu menembus batas moral wanita seusianya pada saat itu. Rasa kuatir dan takut bahwa anak kandungnya akan mengalami hal yang sama persis dengan apa yang dialaminya di masa lalu, berujung pada pelarian diri dari keluarga kecilnya selama bertahun-tahun. 

Kembali lagi, keberanian berkomitmen untuk berdamai dengan masa lalu merupakan pintu gerbang menuju karunia yang tanpa dia duga sebelumnya.  Dalam film ini tidak akan kita jumpai seseorang  yang mendampingi Mariana untukmembantu  melepaskan belenggu kepahitan dalam dirinya. Namun lebih kepada, perenungan diri yang mendalam akan situasinya pada saat itu dan keberanian dalam menentukan sikap dan mengambil langkah iman yaitu pengakuan dan pengampuan yang dimulai dari dirinya. Ternyata hal tersebut mampu memberdayakan Mariana menyelesaikan masalahnya.






Film yang berkisah tentang pemuda kulit hitam yang bertemperamen, mudah marah pada suatu hal yang tidak berkenan dalam hatinya. Seorang pemuda angkatan laut Amerika yang seringkali terlibat konflik dan perkelahian dengan sesama teman Angkatan Laut. Dan berujung pada hukuman, dimana Antwone harus mengikuti sesi konseling yang dilakukan oleh psikolog Angkatan Laut. Sayangnya, Antwone tidak ingin membuka diri pada sesi tersebut, namun di sisi lain psikolog yang ditugaskan, tetap setia menunggu, kapan Antwone akan membagi cerita hidupnya. Alhasil kesetiaan psikolog tersebut membawa hasil, sedikit demi sedikit Antwone membagi cerita hidupnya dan menjawab rahasia yang selama ini terselubung, yaitu mengapa Antwone dikenal sebagai pemuda yang memiliki temperamen tinggi. Rahasia tersebut antara lain, Antwone tidak mengetahui siapa ibunya, karena ibu kandungnya telah meninggalkan dirinya sejak dia lahir. Orang tua sementara yang mengasuhya, memperlakukan Antwone disiplin secara berlebihan dan seringkali menghukum yang dapat dikategorikan sebagai tindakan penganiayaan terhadap anak kecil sampai dilecehkan secara seksual.

Perasaan tertolak terus menghantui dirinya sampai Antwone dewasa dan cukup menghambat dalam membina hubungan kasih dengan lawan jenis.  Pendampingan dari seorang psikolog lah yang memberikan Antwone kekuatan untuk bangkit dan bahkan menyadari bahwa dirinya harus berani mengambil langkah iman dalam menemukan siapa ibu kandungnya sekaligus mengampuni semua perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang terdekat pada masa lalunya. 

Film ini mengajarkan suatu hal yaitu pendampingan bagi orang-orang yang tertolak merupakan cara yang efektif menuju proses pemulihan selanjutnya. Keberanian Antwone untuk berdamai dengan dirinya khususnya dengan hal-hal suram yang terjadi pada masa lalu merupakan langkah iman hasil dari perhatian, cinta kasih dan pengharapan yang diberikan psikolog kepada Antwone selama proses konseling.





Suatu tragedi kecelakaan merenggut nyawa anak satu-satunya dari pasangan suami istri. Dikisahkan sang suami yang tidak mudah menerima kehilangan anaknya dengan menunjukkan mengingat kenangan-kenangan tentang anaknya dalam bentuk fiisik, seperti pakaian, rekaman video kebersamaan mereka sampai kamar tidur sang anak. Berbeda dengan cara istri, secara fisik terlihat lebih tenang, namun hatinya terkoyak-koyak ketika melihat pemandangan wanita yang sedang bercengkerama dengan anak kandung wanita tersebut. Sering menangis, jika mengingat kenangan-kenangan tersebut dalam keseharian. 

Perbedaan merespon kenangan duka antara pasangan tersebut, membuat konflik-konflik yang seharusnya tidak perlu terjadi. Suami menjadi sensitif dan cepat melakukan penilaian subyektif. Istri menjadi banyak diam dan menyimpan duka tersebut di dalam hati. Sebenarnya sudah ada usaha untuk memulihkan kembali hubungan mereka melalui pertemuan kelompok sharing orang tua yang  bernasib sama seperti mereka. Namun, kelompok tersebut hanya meringankan sisi emosi saja.Sehingga pasangan harus ‘bertempur’ kembali dengan konflik-konflik yang tercipta dalam keseharian.

Menurut saya, pasangan suami istri ini didampingi oleh seseorang secara paruh waktu maupun purna waktu. Dimana, seseorang tersebut mampu menggali akar masalah serta memberdayakan kedua belah pihak dalam memahami kedukaan ini adalah masalah bersama dengan perbedaan respon yang disesuaikan kepribadian masing-masing individu. Kedukaan memang menyisakan kenangan-kenangan lama yang tidak akan pernah tercipta lagi pada masa sekarang.  Namun, berdamai dengan diri merupakan kunci pemulihan .
 

Featured post

Wedding Photos

Marriage is a moment that is highly anticipated by lovers. Certainly requires courage for couples to decide to get married. In addition to...

Total Pageviews